PERBANDINGAN COSO ERM-INTEGRATED
FRAMEWORK DENGAN ISO31000: 2009 RISK MANAGEMENT – PRINCIPLES AND GUIDELINES
DENGAN
CONTROL OBJECTIVE FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY-COBIT
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI
NAMA : RIZKI APRILIA DWIJAYANTI
KELAS : 2KA23
NPM :16115138
Tidak
dapat dipungkiri bahwa saat ini terdapat tiga rujukan besar yang dijadikan
kiblat penerapan manajemen risiko. Kedua rujukan tersebut adalah Committee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) Enterprise Risk
Management (ERM) – Integrated Framework dan The International Organization for
Standardization (ISO) 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines.
COSO ERM dan ISO 31000: 2009 dan Control
Objective for Information and related Technology (COBIT) merupakan rujukan manajemen risiko yang telah
banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan dari berbagai belahan dunia. Kedua
rujukan tersebut menyediakan panduan penerapan manajemen risiko dengan tujuan
mendukung efektivitas manajemen risiko bagi para penggunanya. Walau disusun
dengan tujuan serupa, kedua standar tersebut memiliki perbedaan dalam berbagai
aspek dan komponennya.
Keberadaan
standar-standar manajemen risiko yang beragam ini melahirkan perdebatan
mengenai standar mana yang lebih baik. “Standar manakah yang lebih baik dalam
mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko? Apakah COSO ERM ? ISO31000:2009? COBIT ? ” Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kita perlu memahami terlebih dahulu isi dari ketiga standar
tersebut.
COSO ERM –
Integrated Framework 2004
Pada
tahun 2001, COSO bekerjasama dengan Pricewaterhouse Coopers memulai proyek
untuk mengembangkan sebuah kerangka kerja manajemen risiko yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas ERM. Kerjasama ini membuahkan
hasil pada tahun 2004 dengan dirilisnya COSO ERM – Integrated Framework, yang mendefinisikan
manajemen risiko sebagai:
“Proses yang dipengaruhi
oleh Board of Directors, manajemen, dan personil lain dalam entitas,
diaplikasikan pada pembentukan strategi dan pada seluruh bagian perusahaan,
dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi
entitas, dan mengelola risiko selaras dengan risk appetite entitas, untuk
menyediakan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran dari entitas.”
Dalam
kerangka manajemen risikonya, COSO ERM menuntut perusahaan untuk dapat
menentukan terlebih dahulu sasaran perusahaannya, yang terdiri dari empat
kategori yaitu:
·
Strategis: sasaran yang
mendukung dan selaras dengan misi perusahaan.
·
Operasi: efektivitas dan
efisiensi dari penggunaan sumber daya perusahaan.
·
Pelaporan: keterpercayaan
dari pelaporan.
·
Pemenuhan: pemenuhan
terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.
Dalam COSO ERM, manajemen
risiko terdiri dari delapan komponen yang saling terkait, yaitu:
·
Lingkungan internal à Mengidentifikasi kondisi
internal perusahaan, meliputi kekuatan dan kelemahannya, serta pandangan
entitas terhadap risiko dan manajemen risiko.
·
Penetapan sasaran à Sasaran kegiatan
manajemen risiko harus sejalan dengan sasaran dari perusahaan, serta konsisten
dengan risk appetite perusahaan.
·
Identifikasi kejadian à Kejadian internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan harus
diidentifikasi, meliputi risiko dengan kesempatan yang dapat muncul.
·
Penilaian risiko à Risiko dianalisis
berdasarkan kemungkinan dan dampaknya. Hasil analisis risiko akan dijadikan
dasar untuk menentukan perlakuan risiko.
·
Perlakuan risiko à Terdapat empat alternatif
pada perlakuan risiko, yaitu menghindari (avoidance), menerima (acceptance),
mengurangi (reduction), dan membagi risiko (sharing). Pemilihan perlakuan risiko
dilakukan dengan membandingkan hasil analisis risiko dengan risk appetite dan
risk tolerance.
·
Aktivitas pengendalian à Membangun dan
mengimplementasikan kebijakan dan prosedur untuk memastikan perlakuan risiko
diterapkan dengan efektif.
·
Informasi dan komunikasi à Informasi yang relevan
diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang
tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
·
Pemantauan à Seluruh kegiatan ERM
harus dipantau, dievaluasi dan dikembangkan.
Gambar 1. Ilustrasi keterkaitan
sasaran, komponen ERM, dan unit kerja perusahaan
Sumber: COSO Enterprise
Risk Management – Integrated Framework (Executive Summary)
COSO ERM – Integrated
Framework juga mendeskripsikan peran dan tanggung jawab dari unit-unit kerja
perusahaan dalam penerapan manajemen risiko. Satu prinsip dasar yang ditanamkan
COSO ERM adalah bahwa “semua bagian di dalam perusahaan memiliki tanggung jawab
terhadap ERM”, yang artinya implementasi manajemen risiko harus mencakup
entity-level, division, business unit, hingga subsidiary, dan mencakup seluruh
seluruh sumber daya manusia di dalamnya. Walau begitu, terdapat pembagian peran
dan tanggung jawab dalam penerapan ERM. Berikut adalah pembagian peran dan
tanggung jawab yang dijelaskan COSO ERM
:
1. Board
of Directors (BoD) memiliki tanggung jawab penting dalam melakukan pemantauan
terhadap penerapan manajemen risiko, dengan turut memperhitungkan risk appetite
dari entitas
2. Chief
Executive Officer (CEO) memiliki tanggung jawab untuk memastikan berjalannya
ERM yang efektif pada keseluruhan perusahaan
3. Manajer
memiliki tanggung jawab dalam mendukung penerapan prinsip ERM perusahaan,
memastikan pemenuhan ERM dengan risk appetite, dan mengelola risiko di ranah
kewenangannya agar konsisten dengan risk tolerance yang dimilikinya
4. Risk
officer, financial officer, dan internal audit memiliki peran kunci dalam
mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko perusahaan
5. Petugas
operasional (atau biasa disebut risk coordinator) bertanggung jawab dalam
menerapkan manajemen risiko perusahaan sejalan dengan prosedur dan kebijakan
manajemen risiko perusahaan
6. Pihak
eksternal (seperti pelanggan, kompetitor, otoritas, dan pihak yang berperan
dalam value chain perusahaan) tidak memiliki tanggung jawab dalam memastikan efektivitas
ERM dari entitas, tetapi pihak-pihak tersebut berperan penting dalam
menyediakan informasi yang dapat mendukung efektivitas manajemen risiko.
ISO 31000: 2009
Risk Management – Principles and Guidelines
ISO
31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines merupakan sebuah
standar internasional yang disusun dengan tujuan memberikan prinsip dan panduan
generik untuk penerapan manajemen risiko. Standar internasional yang
diterbitkan pada 13 November 2009 ini dapat digunakan oleh segala jenis organisasi
dalam menghadapi berbagai risiko yang melekat pada aktivitas mereka. Walau ISO
31000: 2009 menyediakan panduan generik, standar ini tidak ditujukan untuk
menyeragamkan manajemen risiko lintas organisasi, tetapi ditujukan untuk
memberikan standar pendukung penerapan manajemen risiko dalam usaha memberikan
jaminan terhadap pencapaian sasaran organisasi. ISO 31000: 2009 menyediakan
prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko yang dapat digunakan
sebagai arsitektur manajemen risiko dalam usaha menjamin penerapan manajemen
risiko yang efektif.
Sumber: ISO 31000: 2009
Risk Management – Principles and Guidelines
Prinsip manajemen risiko
merupakan fondasi dari kerangka kerja dan proses manajemen risiko. Terdapat
sebelas prinsip manajemen risiko yang harus dipegang teguh dan diterapkan saat
membangun kerangka kerja dan melakukan implementasi proses manajemen risiko.
Kesebelas prinsip tersebut adalah
1. Memberikan
nilai tambah dan melindungi nilai organsasi
2. Bagian
terpadu dari seluruh proses organisasi
3. Bagian
dari pengambilan keputusan
4. Secara
khusus menangani ketidakpastian
5. Sistematis,
terstruktur, dan tepat waktu
6. Berdasarkan
informasi terbaik yang tersedia
7. Disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi
8. Mempertimbangkan
faktor budaya dan manusia
9. Transparan
dan inklusif
10. Dinamis,
berulang, dan responsif terhadap perubahan
11. Memfasilitasi
perbaikan sinambung dan peningkatan organisasi.
Kerangka kerja manajemen
risiko merupakan struktur pembangun proses manajemen risiko. Kerangka kerja
dimulai dengan pemberian mandat dan komitmen, lalu dilanjutkan dengan kerangka
implementasi “Plan, Do, Check, Act”, yang terdiri dari :
1. Perencanaan
kerangka kerja manajemen risiko
2. Penerapan
manajemen risiko
3. Monitoring
dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko
4. Perbaikan
kerangka kerja manajemen risiko secara berkelanjutan.
Proses manajemen risiko
merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena merupakan penerapan
daripada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Proses manajemen
risiko terdiri dari 5 proses besar yaitu:
1. Komunikasi
dan konsultasi
2. Penetapan
konteks
3. Penilaian
risiko (terdiri dari identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko)
4. Perlakuan
risiko
5. Monitoring
dan review.
Implementasi secara
mendetail dan menyeluruh pada prinsip, kerangka kerja dan proses manajemen
risiko berdasarkan ISO 31000: 2009 tersebut diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas manajemen risiko organisasi.
COBIT (Control
Objectives for Information and Related Technology)
Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 4.1 merupakan versi terbaru.
Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 4.1 merupakan versi terbaru.
Gambar Framework Manajemen Resiko COBIT
Framework MR COBIT terdiri dari :
- Pemahaman
objectives
- Identifikasi
resiko
- Penilaian
resiko
- Respon
resiko
- Pemantauan
resiko
Resiko adalah segala hal yang
mungkin berdampak pada kemampuan organisasi dalam mencapai tujuantujuannya.
Framework manajemen resiko TI dengan menggunakan COBIT (lihat gambar) terdiri
dari :
COBIT memiliki 4 cakupan domain,
yaitu :
- Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
- Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
- Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
- Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Maksud utama COBIT ialah
menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance,
membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola risiko-risiko yang
berhubungan dengan IT. COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk
control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan
auditor.
IT Risk Management Framework by
COBIT
COBIT (Control Objectives for
Information and Related Technology) merupakan standard yang dikeluarkan oleh
ITGI (The IT Governance Institute). COBIT merupakan suatu koleksi dokumen dan
framework yang diklasifikasikan dan secara umum diterima sebagai best practice
untuk tata kelola (IT Governance), kontrol dan jaminan TI.
Referensi perihal manajemen
resiko secara khusus dibahas pada proses PO9 dalam COBIT. Prosesproses yang
lain juga menjelaskan tentang manajemen resiko namun tidak terlalu detil.
(1)
Penetapan Objektif
Kriteria
informasi dari COBIT dapat digunakan sebagai dasar dalam mendefinisikan
objektif TI. Terdapat tujuh kriteria informasi dari COBIT yaitu :
effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability,
compliance, dan reliability.
(2)
Identifikasi Resiko
TABEL
KEJADIAN (EVENTS) YANG MENGGANGU PENCAPAIAN OBJEKTIF PERUSAHAAN :
Identifikasi
resiko merupakan proses untuk mengetahui resiko. Sumber resiko bisa berasal
dari :
·
Manusia, proses dan teknologi
·
Internal (dari dalam perusahaan) dan
eksternal(dari luar perusahaan)
·
Bencana (hazard), ketidakpastian
(uncertainty) dan kesempatan (opportunity).
Dari ketiga sumber resiko
tersebut dapat diketahui kejadian-kejadian yang dapat mengganggu perusahaan
dalam mencapai objektifnya (lihat tabel event diatas).
(3) Penilaian
Resiko
Proses untuk menilai seberapa sering
resiko terjadi atau seberapa besar dampak dari resiko (tabel 2.2). Dampak
resiko terhadap bisnis (business impact) bisa berupa : dampak terhadap
financial, menurunnya reputasi disebabkan sistem yang tidak aman, terhentinya
operasi bisnis, kegagalan aset yang dapat dinilai (sistem dan data), dan
penundaan proses pengambilan keputusan.
Sedangkan
kecenderungan (likelihood) terjadinya resiko dapat disebabkan oleh sifat alami
dari bisnis, struktur dan budaya organisasi, sifat alami dari sistem (tertutup
atau terbuka, teknologi baru dan lama), dan kendali-kendali yang ada. Proses
penilaian resiko bisa berupa resiko yang tidak dapat dipisahkan (inherent
risks) dan sisa resiko (residual risks).
TABEL
TINGKATAN BESARNYA DAMPAK RESIKO DAN FREKUENSI TERJADINYA RESIKO
(4) Respon
Resiko
Untuk melakukan respon terhadap resiko
adalah dengan menerapkan kontrol objektif yang sesuai dalam melakukan manajemen
resiko. Jika sisa resiko masih melebihi resiko yang dapat diterima (acceptable
risks), maka diperlukan respon resiko tambahan. Proses-proses pada framework
COBIT (dari 34 Control Objectives) yang sesuai untuk manajemen resiko adalah :
·
PO1 (Define a Stretegic
IT Plan) dan PO9 (Assess and Manage Risks)
·
AI6 (Manages Change)
·
DS5 (Ensure System and
Security) dan DS11 (Manage Data)
·
ME1 (Monitor and Evaluate
IT Performance)
(5) Monitor
Resiko
Setiap
langkah dimonitor untuk menjamin bahwa resiko dan respon berjalan sepanjang
waktu.
Menyadari perbedaan yang
ada pada COSO ERM – Integrated Framework, ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles
and Guidelines dan COBIT.
tentunya terdapat keunggulan dan kelemahan tersendiri dari kedua standar ini.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan perbedaan serta keunggulan dan
kelemahan dari ketiga standar tersebut.
Perbedaan yang melekat
pada ketiga rujukan ini membawa keunggulan dan kelemahan tersendiri pada COSO
ERM – Integrated Framework, ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and
Guidelines, COBIT dari hasil pengamatan penulis, standar ISO 31000: 2009
memiliki keunggulan esensial dalam memberikan panduan yang lebih mendetail dan
komprehensif. Keberadaan prinsip manajemen risiko, penetapan konteks eksternal,
dan pemisahan antara kerangka kerja dengan proses manajemen risiko menjadi
keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh ISO 31000: 2009. Fakta bahwa standar ISO
31000: 2009 telah diakui dan diadaptasi sebagai standar manajemen risiko di
hingga 40 negara juga menunjukkan bahwa ISO 31000: 2009 telah bertahan dari uji
kelayakan oleh berbagai negara. Namun pada akhirnya, dalam memilih standar
terbaik untuk diimplementasikan, keunikan pada kedua standar tersebut perlu
dipertimbangkan dan disesuaikan dengan sasaran, karakteristik, dan regulasi
yang berlaku pada organisasi. Dalam penerapannya, organisasi juga dapat
mengadaptasi dan mengkombinasikan komponen-komponen tertentu pada ketiga rujukan tersebut untuk
membangun sistem manajemen risiko tersendiri yang efektif bagi organisasinya.
Daftar Pustaka
-
International Standard
for Organization (ISO) 31000:2009 Risk Management – Principles and Guidelines.
-
COSO Enterprise Risk
Management (ERM) – Integrated Framework (Executive Summary). Diunduh dari http://www.coso.org/publications/erm/coso_erm_executivesummary.pdf
-
10 Reasons not to Like
the COSO ERM Framework. Norman Marks on Governance, Risk Management, and Audit.
http://normanmarks.wordpress.com/2011/02/21/10-reasons-not-to-like-the-c...
-
Comparing the COSO ERM
Framework with ISO31000. Linkedin Discussion (dimulai oleh Alex Dali,
President
at Global Institute for Risk Management Standards - G31000). Diunduh dari
Mbaknya kuliah di kampus mana kalo boleh tau? dan angkatan brapa? terus. minta kontaknya boleh? :D
BalasHapus