Algoritma Penjadwalan Pada Sistem Operasi
Penjadwalan atau scheduling adalah sebuah metode dalam system operasi
yang mengatur proses-proses yang akan berjalan dalam suatu system operasi. Hal
ini sangat diperlukan karena pada saat ini komputer berbasiskan
multiprogramming. Sehingga dalam suatu waktu akan berlangsung dua atau lebih
pemrosesan. Bagian dari sistem operasi yang membuat pilihan dinamakan
scheduller, sedangkan algoritma yang digunakan dinamakan schedulling algorithm.
Jenis-jenis algoritma penjadwalan adalah sebagai berikut :
1.
Nonpreemptive, menggunakan konsep :
a.
FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come
First Serve)
b.
SJF (Shortest Job First)
c.
HRN (Highest Ratio Next)
d.
MFQ (Multiple Feedback Queues)
2. Preemptive,
menggunakan konsep :
a.
RR (Round Robin)
b.
SRF (Shortest Remaining First)
c.
PS (Priority Schedulling)
d.
GS (Guaranteed Schedulling)
Klasifikasi lain selain berdasarkan dapat/tidaknya suatu proses
diambil secara paksa adalah klasifikasi berdasarkan adanya prioritas di
proses-proses, yaitu :
1.)
Algoritma penjadwalan tanpa berprioritas.
2.) Algoritma
penjadwalan berprioritas, terdiri dari :
a.
Berprioritas static
b.
Berprioritas dinamis
Algoritma Nonpreemptive
1) First In First Out (FIFO)
First In First Out (FIFO) merupakan penjadwalan tidak berprioritas.
FIFO adalah penjadwalan paling sederhana, yaitu proses-proses diberi jatah
waktu pemroses berdasarkan waktu kedatangan. Pada saat proses mendapat jatah waktu
pemroses, proses dijalankan sampai selesai.
Penilaian penjadwalan ini berdasarkan kriteria optimasi :
·
Adil, dalam arti resmi (proses yang datang
duluan akan dilayani lebih dulu), tapi dinyatakan tidak adil karena job-job
yang perlu waktu lama membuat job-job pendek menunggu. Job-job yang tidak
penting dapat membuat job-job penting menunggu lama.
·
Efisiensi, sangat efisien.
·
Waktu tanggap sangat jelek, tidak cocok untuk
sistem interaktif apalagi untuk sistem waktu nyata.
·
Turn around time kurang baik
·
Throughtput kurang baik. FIFO jarang digunakan
secara mandiri, tetapi dikombinasikan dengan skema lain.
·
Baik untuk sistem batch yang sangat jarang
berinteraksi dengan pemakai.
Contoh : aplikasi analisis
numerik, maupun pembuatan tabel.
·
Sangat tidak baik (tidak berguna) untuk sistem
interaktif, karena tidak memberi waktu tanggap yang baik.
·
Tidak dapat digunakan untuk sistem waktu nyata
(real-time applications).
2) Shortest Job First (SJF)
Penjadwalan ini mengasumsikan waktu berjalannya proses sampai selesai
telah diketahui sebelumnya. Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan
waktu jalan terpendek lebih dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi
yang tinggi dan turn around time rendah dan penjadwalannya tak berprioritas.
Contoh :
Terdapat empat proses (job) yaitu A,B,C,D dengan waktu jalannya
masing-masing adalah 8,4,4 dan 4 menit. Apabila proses-proses tersebut
dijalankan, maka turn around time untuk A adalah 8 menit, untuk B adalah 12,
untuk C adalah 16 dan untuk D adalah 20. Apabila keempat proses tersebut
menggunakan penjadwalan shortest job fisrt, maka turn around time untuk B
adalah 4, untuk C adalah 8, untuk D adalah 12 dan untuk A adalah 20.
Karena SJF selalu memperhatikan rata-rata waktu respon terkecil, maka
sangat baik untuk proses interaktif. Umumnya proses interaktif memiliki pola,
yaitu menunggu perintah, menjalankan perintah, menunggu perintah dan
menjalankan perintah, begitu seterusnya. Masalah yang muncul adalah tidak
mengetahui ukuran job saat job masuk. Untuk mengetahui ukuran job adalah dengan
membuat estimasi berdasarkan kelakukan sebelumnya. Prosesnya tidak datang
bersamaan, sehingga penetapannya harus dinamis. Penjadwalan ini jarang
digunakan karena merupakan kajian teoritis untuk pembandingan turn around time.
3) Highest Ratio Next (HRN)
Highest Ratio Next merupakan strategi penjadwalan dengan prioritas
proses tidak hanya berdasarkan fungsi waktu layanan tetapi juga jumlah waktu
tunggu proses. Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses berjalan sampai
selesai.
Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus : Prioritas = (waktu
tunggu + waktu layanan ) / waktu layanan Karena waktu layanan muncul sebagai
pembagi, maka job lebih pendek berprioritas lebih baik, karena waktu tunggu
sebagai pembilang maka proses yang telah menunggu lebih lama juga mempunyai
kesempatan lebih bagus. Disebut HRN, karena waktu tunggu ditambah waktu layanan
adalah waktu tanggap, yang berarti waktu tanggap tertinggi yang harus dilayani.
4) Multiple Feedback Queues (MFQ)
Merupakan penjadwalan berprioritas dinamis. Penjadwalan ini untuk
mencegah (mengurangi) banyaknya swappingdengan proses-proses yang sangat banyak
menggunakan pemroses (karena menyelesaikan tugasnya memakan waktu lama) diberi
jatah waktu (jumlah kwanta) lebih banyak dalam satu waktu. Penjadwalan ini juga
menghendaki kelas-kelas prioritas bagi proses-proses yang ada. Kelas tertinggi
berjalan selama satu kwanta, kelas berikutnya berjalan selama dua kwanta, kelas
berikutnya berjalan empat kwanta, dan seterusnya. Ketentuan yang berlaku adalah
sebagai berikut :
·
Jalankan proses pada kelas tertinggi.
·
Jika proses menggunakan seluruh kwanta yang
dialokasikan, maka diturunkan kelas prioritasnya.
·
Proses yang masuk untuk pertama kali ke sistem
langsung diberi kelas tertinggi.
Mekanisme ini mencegah proses yang perlu berjalan lama swapping
berkali-kali dan mencegah proses-proses interaktif yang singkat harus menunggu
lama.
Algoritma Preemptive
1) Round Robin (RR)
Merupakan :
Ø
Penjadwalan yang paling tua, sederhana, adil,
banyak digunakan algoritmanya dan mudah diimplementasikan.
Ø Penjadwalan
ini bukan dipreempt oleh proses lain tetapi oleh penjadwal berdasarkan lama waktu
berjalannya proses (preempt by time).
Ø Penjadwalan
tanpa prioritas.
Ø
Berasumsi bahwa semua proses memiliki
kepentingan yang sama, sehingga tidak ada prioritas tertentu. Semua proses
dianggap penting sehingga diberi sejumlah waktu oleh pemroses yang disebut
kwanta (quantum) atau time slice dimana proses itu berjalan.Jika proses masih
running sampai akhir quantum, maka CPU akan mempreempt proses itu dan
memberikannya ke proses lain. Penjadwal membutuhkannya dengan memelihara daftar
proses dari runnable. Ketika quantum habis untuk satu proses tertentu, maka
proses tersebut akan diletakkan diakhir daftar (list).
2) Shortest Remaining First (SRF)
Merupakan :
Ø
Penjadwalan berprioritas.dinamis
Ø preemptive
untuk timesharing
Ø
Melengkapi SJF
Pada SRF, proses dengan sisa
waktu jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk proses-proses yang baru
tiba.Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan sampai selesai.Pada
SRF, proses yang sedang berjalan (running) dapat diambil alihproses baru dengan
sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.
Kelemahan :
Ø
Mempunyai overhead lebih besar dibanding SJF.
SRF perlu penyimpanan waktu layanan yang telah dihabiskan job dan kadang-kadang
harus menangani peralihan.
Ø Tibanya
proses-proses kecil akan segera dijalankan.
Ø
Job-job lebih lama berarti dengan lama dan
variasi waktu tunggu lebih lama dibanding pada SJF. SRF perlu menyimpan waktu
layanan yang telah dihabiskan , menambah overhead. Secara teoritis, SRF memberi
waktu tunggu minimum tetapi karena overhead peralihan, maka pada situasi
tertentu SFJ bisa memberi kinerja lebih baik dibanding SRF.
3). Priority Schedulling (PS)
Setiap proses diberi prioritas dan proses yang berprioritas tertinggi
mendapat jatah waktu lebih dulu (running). Diasumsikan bahwa masing-masing
proses memiliki prioritas tertentu, sehingga akan dilaksanakan berdasar
prioritas yang dimilikinya. Ilustrasi yang dapat memperjelas prioritas tersebut
adalah dalam komputer militer, dimana proses dari jendral berprioritas 100,
proses dari kolonel 90, mayor berprioritas 80, kapten berprioritas 70, letnan
berprioritas 60 dan seterusnya. Dalam UNIX perintah untuk mengubah prioritas
menggunakan perintah nice. Pemberian prioritas diberikan secara:
1.
Statis (Static Priorities) berarti prioritas
tidak berubah.
Keunggulan :
• Mudah diimplementasikan.
• Mempunyai overhead relatif kecil.
Kelemahan :
• Tidak tanggap terhadap perubahan lingkungan yang mungkin menghendaki
penyesuaian prioritas.
2.
Dinamis (Dynamic Priorities) merupakan mekanisme
untuk menanggapi perubahan lingkungan system beroperasi. Prioritas awal yang
diberikan ke proses mungkin hanya berumur pendek setelah disesuaikan ke nilai
yang lebih tepat sesuai lingkungan.
Kelemahan :
Implementasi mekanisme prioritas dinamis lebih kompleks dan mempunyai
overhead lebih besar. Overhead ini diimbangi dengan peningkatan daya tanggap
sistem. Contoh penjadwalan berprioritas :
Proses-proses yang sangat banyak operasi masukan/keluaran menghabiskan
kebanyakan waktu menunggu selesainya operasinya masukan/keluaran. Proses-proses
ini diberi prioritas sangat tinggi sehingga begitu proses Memerlukan pemroses
segera diberikan, proses akan segera memulai permintaan masukan/keluaran
berikutnya sehingga menyebabkan proses blocked menunggu selesainya operasi
masukan/keluaran. Dengan demikian pemroses dapat dipergunakan proses-proses
lain. Proses-proses I/O berjalan paralel bersama proses-proses lain yang
benar-benar memerlukan pemroses, sementara proses-proses I/O itu menunggu
selesainya operasi DMA.
Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O-nya, kalau harus menunggu
lama untuk memakai pemroses (karena prioritas rendah) hanya akan membebani
memori, karena harus disimpan tanpa perlu proses-proses itu dimemori karena
tidak selesai-selesai menunggu operasi masukan dan menunggu jatah pemroses.
4) Guaranteed Schedulling (GS)
Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses
yang sama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N
pemakai, sehingga setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya
pemroses CPU. Untuk mewujudkannya, sistem harus selalu menyimpan informasi
tentang jumlah waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga berapa lama
pemakai sedang login. Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai login dibagi
dengan n, sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah waktu
pemroses tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio antara waktu
pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya
dan waktu pemroses yang telah diperuntukkan proses itu. Rasio 0,5 berarti
sebuah proses hanya punya 0,5 dari apa yang waktu CPU miliki dan rasio 2,0
berarti sebuah proses hanya punya 2,0 dari apa yang waktu CPU miliki. Algoritma
akan menjalankan proses dengan rasio paling rendah hingga naik ketingkat lebih
tinggi diatas pesaing terdekatnya. Ide sederhana ini dapat diimplementasikan ke
sistem real-time dan memiliki penjadwalan berprioritas dinamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar