Jumat, 08 Desember 2017

Dua teknik pencarian dan pelacakan (Blind Search & Heuristic Search)

PENGANTAR TEKONOLOGI SISTEM CERDAS
BLIND SEARCH & HEURISTIC SEARCH

RIZKI APRILIA DWIJAYANTI
16115138 
3KA23
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 
2017

Jumat, 24 November 2017

MYCIN SISTEM PAKAR PERTAMA UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

TUGAS MEMBUAT ARTIKEL

NAMA : RIZKI APRILIA DWIJAYANTI
KELAS : 3KA23
NPM :16115138 

MYCIN SISTEM PAKAR PERTAMA
UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

Rabu, 25 Oktober 2017

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA







RIZKI APRILIA DWIJAYANTI
16115138
3KA23



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
2017

Sabtu, 07 Oktober 2017

DEFINISI, KONSEP DAN CONTOH AGENTS (INTELLIGENCE AGENTS)

PENGANTAR TEKONOLOGI SISTEM CERDAS
PENGENALAN INTELLIGENT AGENT







RIZKI APRILIA DWIJAYANTI
16115138 
3KA23



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 
2017

Minggu, 24 September 2017

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

TUGAS 
MEMBUAT ARTIKEL

Nama : Rizki Aprilia Dwijyanti
NPM : 16115138
Kelas : 3KA23

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)


Sabtu, 17 Juni 2017

Manajemen SLA (Service Level Agreement) & Operational Level Agrement (Ola) Beserta Contoh Pada Perusahaan IT

Manajemen SLA (Service Level Agreement) & Operational Level Agrement (Ola)

      A. Operational Level Agrement, Perjanjian tingkat operasional (OLA) 

mendefinisikan hubungan saling tergantung dalam mendukung perjanjian tingkat layanan (SLA). Kesepakatan tersebut menggambarkan tanggung jawab masing-masing kelompok pendukung internal terhadap kelompok pendukung lainnya, termasuk proses dan kerangka waktu untuk penyampaian layanan mereka. Tujuan OLA adalah untuk menyajikan deskripsi dukungan internal dari penyedia layanan yang jelas, ringkas dan terukur.

OLA kadang diperluas ke frase lain tapi semuanya memiliki arti yang sama:
  • Kesepakatan tingkat organisasi
  • Perjanjian tingkat operasi
  • Perjanjian tingkat operasi

OLA (s) bukan pengganti SLA. Tujuan OLA adalah untuk membantu memastikan bahwa kegiatan yang mendasari yang dilakukan oleh sejumlah komponen tim pendukung secara jelas disesuaikan untuk menyediakan SLA yang dimaksud.

Jika OLA yang berada di bawah tidak ada, seringkali sangat sulit bagi organisasi untuk kembali dan memberi persetujuan insinyur antara tim pendukung untuk mengirimkan SLA. OLA (s) harus dilihat sebagai dasar praktik yang baik dan kesepakatan bersama.

      B. Service Level Agrement, Perjanjian tingkat layanan (SLA)

      1. Perjanjian tingkat layanan (SLA) 

Didefinisikan sebagai komitmen resmi yang berlaku antara penyedia layanan dan klien. Aspek khusus dari kualitas layanan, ketersediaan, tanggung jawab - disepakati antara penyedia layanan dan pengguna layanan. Komponen SLA yang paling umum adalah bahwa layanan harus diberikan kepada pelanggan sebagaimana disepakati dalam kontrak. Sebagai contoh, penyedia layanan Internet dan telkom biasanya menyertakan perjanjian tingkat layanan sesuai persyaratan kontrak mereka dengan pelanggan untuk menentukan tingkat layanan yang dijual dalam bahasa sederhana. Dalam kasus ini, SLA biasanya memiliki definisi teknis dalam waktu rata-rata antara kegagalan (MTBF), waktu rata-rata untuk memperbaiki atau berarti waktu untuk pemulihan (MTTR) :
  • Mengidentifikasi pihak mana yang bertanggung jawab untuk melaporkan kesalahan atau membayar biaya
  • Tanggung jawab untuk berbagai tingkat data
  • Throughput
  • naik opelet
  • Atau detail terukur serupa

Pengamatan proaktif pada pemberian layanan IT dilakukan untuk memastikan target yang telah disepakati sebelum langkah untuk tanggung jawab, kualitas dan ketersediaan secara konsisten dapat terpenuhi.

Ketika suatu perusahaan mulai banyak membutuhkan IT sebagai penyedia layanan, semakin penting untuk memperhatikan tingkat kebaikan dan kualitas layanan. Jika layanan IT ingin dikelola secara efektif, harus memperhatikan langkah-langkah yang akan diterapkan untuk memastikan bahwa kinerja yang telah sepakat tidak ada toleransi.

Kamis, 11 Mei 2017

PERBANDINGAN COSO ERM-INTEGRATED FRAMEWORK DENGAN ISO31000: 2009 RISK MANAGEMENT – PRINCIPLES AND GUIDELINES DENGAN CONTROL OBJECTIVE FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY-COBIT

PERBANDINGAN COSO ERM-INTEGRATED FRAMEWORK DENGAN ISO31000: 2009 RISK MANAGEMENT – PRINCIPLES AND GUIDELINES DENGAN CONTROL OBJECTIVE FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY-COBIT


TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI
NAMA : RIZKI APRILIA DWIJAYANTI
KELAS : 2KA23
NPM :16115138

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini terdapat tiga rujukan besar yang dijadikan kiblat penerapan manajemen risiko. Kedua rujukan tersebut adalah Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) Enterprise Risk Management (ERM) – Integrated Framework dan The International Organization for Standardization (ISO) 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines. COSO ERM dan ISO 31000: 2009 dan Control Objective for Information and related Technology (COBIT)  merupakan rujukan manajemen risiko yang telah banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan dari berbagai belahan dunia. Kedua rujukan tersebut menyediakan panduan penerapan manajemen risiko dengan tujuan mendukung efektivitas manajemen risiko bagi para penggunanya. Walau disusun dengan tujuan serupa, kedua standar tersebut memiliki perbedaan dalam berbagai aspek dan komponennya.
Keberadaan standar-standar manajemen risiko yang beragam ini melahirkan perdebatan mengenai standar mana yang lebih baik. “Standar manakah yang lebih baik dalam mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko? Apakah COSO ERM ? ISO31000:2009? COBIT ? ” Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita perlu memahami terlebih dahulu isi dari ketiga standar tersebut.


Kamis, 20 April 2017

Algoritma Penjadwalan Pada Sistem Operasi

Algoritma Penjadwalan Pada Sistem Operasi

Penjadwalan atau scheduling adalah sebuah metode dalam system operasi yang mengatur proses-proses yang akan berjalan dalam suatu system operasi. Hal ini sangat diperlukan karena pada saat ini komputer berbasiskan multiprogramming. Sehingga dalam suatu waktu akan berlangsung dua atau lebih pemrosesan. Bagian dari sistem operasi yang membuat pilihan dinamakan scheduller, sedangkan algoritma yang digunakan dinamakan schedulling algorithm.

Jenis-jenis algoritma penjadwalan adalah sebagai berikut :
1.       Nonpreemptive, menggunakan konsep :
a.       FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come First Serve)
b.       SJF (Shortest Job First)
c.       HRN (Highest Ratio Next)
d.       MFQ (Multiple Feedback Queues)
2.       Preemptive, menggunakan konsep :
a.       RR (Round Robin)
b.       SRF (Shortest Remaining First)
c.       PS (Priority Schedulling)
d.       GS (Guaranteed Schedulling) 

Minggu, 16 April 2017

Jumat, 31 Maret 2017

status operasi pada sistem operasi

Status Proses

Saat-saat proses dijalankan (executed) maka status dari proses akan berubah

-          Status proses tidak selamanya aktif menggunakan CPU).
-          Sering proses menunggu I/O complete => status wait, sebaiknya CPU diberikan kepada proses yang lain.
-          Mendukung multi-tasking – utilisasi CPU dan I/O

Kamis, 12 Januari 2017

Trend Sistem Informasi/TI Dalam Bidang Kesehatan

Pemanfaatan teknologi informasi menjadi sangat penting sebab terbukti bahwa dengan menggunakan teknologi informasi efektivitas dan efisiensi dalam melakukan sebuah proses lebih cepat dapat dicapai. Dengan adanya informasi yang cepat dan berkualitas diharapkan pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan. Salah satu bidang kesehatan yang saat ini sedang berkembang dalam mengadopsi teknologi informasi adalah e-health